Wednesday, September 16, 2015

Hello

A simple hello could lead to a million things.
Halo, tuan-yang-belum-bernama.
Apa yang sedang kau lakukan selarut ini, tuan? Membaca kah? Atau berkutat dengan beban pekerjaan yang kau bawa pulang, seperti halnya aku? Atau kau sedang menyiapkan sebuah puisi yang akan kau bacakan kelak ketika kita bertemu? Hei, apapun itu selamat menikmati malam, tuan.
Perihal pertemuan, pernahkah kau membayangkan bagaimana kelak kita akan bertemu?
Barangkali kita akan bertemu dalam sebuah perjalanan dengan kereta dan tanpa sengaja kita duduk di gerbong yang sama dengan kursi berdekatan. Kau yang lebih banyak menikmati pemandangan–sawah, jembatan, rumah-rumah penduduk–yang akan saling sahut dan menghilang bersamaan dengan laju kereta. Sementara aku lebih banyak menundukkan kepala, menekuri buku. Lalu entah karena kita sama-sama merasa bosan, percakapan itu dimulai dengan sebuah sapaan ‘halo’.
Atau, pertemuan kita terjadi di sebuah toko buku…
***
Ahhh tentu kau tahu, tuan. Bahwa banyak sekali kemungkinan yang bisa terjadi… Atau barangkali kita memang berpijak dari kemungkinan demi kemungkinan? Kata seorang teman, masa depan tak pernah sepenuhnya terang.